Rabu, 27 November 2013

Refleksi Diri


REFLEKSI DIRI

Detik demi detik berganti, hari-hari pun silih berganti, dan waktu pun terus berlalu. Tanpa terasa hamper 3 tahun saya bersekolah di SMK KATOLIK ST. MIKAEL SURAKARTA. Hingga saya mendapatkan tugas untuk membuat blog yang saya beri Judul “Terbanglah Tinggi”. Karena Blog ini membahas tentang BURUNG. 

Mengapa saya memilih Burung sebagai Tema, karena burung merupakan makhluk yang mampu untuk terbang tinggi. Begitupun saya juga berkeinginan seperti burung, saya akan terbang tinggi untuk menggantungkan cita-cita saya.

Selama saya bersekolah di Mikael Surakarta telah melalui banyak kegagalan maupun keberhasilan yang telah saya alami. Melalui tulisan ini saya berefleksi, tentang diri saya. Manis – Pahit sudah saya lalui mulai dari hasil ulangan yang kurang memuaskan, remidiasi, lembur kompensasi, dihukum guru, dimarahi guru/ instruktur, guru yang tidak menyenangkan saat pelajaran, sekolah long shift (07.00-22.00),  dan masih banyak yang lainnya. Namun manisnya juga tidak sedikit, memiliki banyak teman, kebahagiaan dengn teman-teman, nilai kebersamaan dengan teman-teman, bisa bangun siang saat shift 2, bercengkrama dengan teman satu kost, pulang kampung saat akhir pekan, dan masih banyak lagi.

Tidak lupa saya Mungucapkan Syukur Kepada Tuhan yang telah memberikan anugerah kepada saya hingga saat ini. Terimakasih untuk kedua orang tua, yang telah membimbing saya hingga saat ini. Terimakasih juga untuk Guru/Instruktur Bengkel yang telah membimbing kami dengan setulus hati. Tidak lupa juga untuk teman-temanku yang selalu membantuku saat kesulitan. Serta banyak pihak yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu.

Bila masih banyak kesalahan yang saya perbuat selama ini, saya menyampaikan permohonan maaf yang setulus-tulusnya. Karena pada dasarnya manusia tidak pernah luput dari kesalahan. Semoga Tuhan memberikan Pengampunn bagi kita semua. Amin.





Burung Merpati


Burung Merpati

Merpati dan dara termasuk dalam keluarga Columbidae dari ordo Columbiformes, yang mencakup sekitar 300 speses burung. Dalam percakapan umum, istilah "dara" dan "merpati" dapat saling menggantikan. Dalam praktik ornitologi, terdapat suatu kecenderungan "dara" digunakan untuk spesies yang lebih kecil dan "merpati" untuk yang besar, namun hal ini tidak secara konsisten diterapkan, dan secara historis (nama umum) untuk burung-burung tersebut memiliki banyak variasi antara istilah "dara" dan "merpati." Famili ini terdapat di seluruh dunia, namun varietas terbesar terdapat di Indomalaya dan Ekozonz Ausralia. Dara dan merpati muda disebut "squabs."

Merpati dan dara adalah burung berbadan gempal dengan leher pendek dan paruh ramping pendek dengan cere berair. Dara dan merpati mebangun sangkarnya dari ranting dan sisa-sisa lainnya, yang ditempatkan di pepohonan, birai, atau tanah, tergantung spesiesnya. Mereka mengerami satu atau dua telur, dan kedua induknya sangat memedulikan anaknya, yang akan meninggalkan sangkarnya setelah 7 hingga 28 hari. Dara memakan biji-bijian,buah dan tanaman. Tidak seperti kebanyakan burung lainnya, dara dan merpati menghasilkan "susu tembolok." Kedua jenis kelamin menghasilkan zat bernutrisi tinggi ini untuk memberi makan anaknya.

Merpati sering diapakai sebagai lambang perdamaian oleh manusia dan sering digambarkan sedang memegang daun ZAITUN ,menurut catatan dahulu merpati pernah dipakai untuk mengirim surat dengan mengikatkan surat di kakinya.



Burung Cendrawasih


Burung Cendrawasih

Burung Cendrawasih merupakan anggota famili Paradisaeidae dari ordoPasseriformes. Mereka ditemukan di Indonesia timur, pulau-pulau selat Torres, Papua Nugini, danAustralia timur. Burung anggota keluarga ini dikenal karena bulu burung jantan pada banyak jenisnya, terutama bulu yang sangat memanjang dan rumit yang tumbuh dari paruh, sayap atau kepalanya. Ukuran burung cendrawasih mulai dari Cendrawasih raja pada 50 gram dan 15 cm hingga Cendrawasih paruh-sabit Hitam pada 110 cm dan Cendrawasih manukod jambul-bergulung pada 430 gram.

Burung cendrawasih yang paling terkenal adalah anggota genus Paradisaea, termasuk spesies tipenya, cendrawasih kuning besar, Paradisaea apoda. Jenis ini dideskripsikan dari spesimen yang dibawa ke Eropa dari ekpedisi dagang. Spesimen ini disiapkan oleh pedagang pribumi dengan membuang sayap dan kakinya agar dapat dijadikan hiasan. Hal ini tidak diketahui oleh para penjelajah dan menimbulkan kepercayaan bahwa burung ini tidak pernah mendarat namun tetap berada di udara karena bulu-bulunya. Inilah asal mula nama bird of paradise ('burung surga' oleh orang Inggris) dan nama jenis apoda - yang berarti 'tak berkaki'.

Hubungan dengan Manusia

Masyarakat di Papua sering memakai bulu cendrawasih dalam pakaian dan adat mereka, dan beberapa abad yang lalu bulu itu penting untuk dibuat topi wanita di Eropa. Perburuan untuk mendapat bulu dan perusakan habitat menyebabkan penurunan jumlah burung pada beberapa jenis ke tingkat terancm; perusakan habitat karena penebangan hutan sekarang merupakan ancaman utama.
Perburuan burung cendrawasih untuk diambil bulunya untuk perdagangan topi marak di akhir abad 19 dan awal abad 20 (Cribb 1997), namun sekarang burung-burung itu dilindungi dan perburuan hanya dibolehkan untuk kebutuhan perayaan dari suku setempat. Dalam hal Cendrawasih panji, disarankan mengambil dari rumah sarang burung Namdur. Tatkala Raja Mahendra dari Nepal naik tahta pada tahun 1955, ternyata bulu burung cendrawasih pada mahkota kerajaan Nepal perlu diganti. Karena larangan perburuan, penggantian akhirnya diperbolehkan dari kiriman yang disita oleh hukum Amerika Serikat.


Burung Kepodang


Burung Kepodang

Kepodang adalah burung berkicau (Passeriformes) yang mempunyai bulu yang indah dan juga terkenal sebagai burung pesolek yang selalu tampil cantik, rapi, dan bersih termasuk dalam membuat sarang. Kepodang merupakan salah satu jenis burung yang sulit dibedakan antara yang jantan maupun betinanya berdasarkan bentuk fisiknya. Burung kepodang termasuk jenis burung kurungan karena dibeli oleh masyarakat sebagai penghias rumah, oleh karenanya burung ini masuk dalam komoditas perdagangan yang membuat populasinya semakin kecil. 

Burung kepodang berasal dari daratan Cina dan penyebarannya mulai dari India, Asia, Asia Tenggara, kepulauan di Philipina, juga Indonesia yang meliputi Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Burung ini hidup di hutan-hutan terutama di daerah tropis dan sedikit di daerah sub tropis dan biasanya hidup berpasangan . Di pulau Jawa dan Bali burung kepodang sering disebut dengan kepodang emas. 

Burung kepodang berukuran relatif sedang, panjang mulai ujung ekor hingga paruh berkisar 25 cm. Burung ini berwarna hitam dan kuning dengan strip hitam melewati mata dan tengkuk, bulu terbang sebagian besarnya adalah hitam. Tubuh bagian bawah keputih-putihan dengan burik hitam, iris merah, bentuk paruh meruncing dan sedikit melengkung ke bawah, ukuran panjang paruh kurang lebih 3 cm, kaki hitam. Burung ini menghuni hutan terbuka, hutan mangrove (bakau), hutan pantai, di tempat-tempat tersebut dapat dikenali dengan kepakan sayapnya yang kuat, perlahan, mencolok & terbangnya menggelombang.


Menangkap Burung yang Terlepas


Menangkap Burung Kicauan Yang Lepas Dari Sangkar

Berikut adalah cara yang mesti sobat burung lakukan:

1. Menangkap Burung dengan Umpan EF

  • Terus tenang serta janganlah panik! Hal semacam ini bakal membikin burung jadi pergi terbang jauh meninggalkan sangkarnya. 
  • Siapkan pakan berbentuk EF seperti jangkrik serta ulat hongkong, siapkan piring ukuran kecil yang bisa dimasukkan pada sangkar, tempatkan ulat hongkong beserta dengan jangkrik yang telah terlebih dulu dipotong kaki sisi belakangnya, tempatkan pada sisi dasar sangkar! Serta lepaskan tangkringan yang ada pada sangkar. 
  • Posisikan sangkar burung pada sisi atas, seperti pada atap tempat tinggal maupun tambah baik jika ada tiang untuk menggantungkan sangkar, yakinkan pintu sangkar terbuka.

2. Menangkap Burung dengan Kandang Jerat

  • Siapkan kandang jerat yang umum dipakai pemikat burung untuk menjebak burung liar. 
  • Pada sisi/area kandang jerat masukkan burung kicauan betina, bermanfaat untuk memancing burung kicauan jantan yang terlepas 
  • Tunggulah serta amati.


Perlu di ingat, bila burung kicauan yang anda memiliki dirawat dengan baik. Niscaya burung tersebut tidak akan terbang jauh dan cenderung akan kembali bila sewaktu-waktu lepas.